Tuah lah Ading

ketinting baru berangkat selepas reda kabut pagi
menuju ke selatan hulu musi
riang gemuruh anak beranak mengangkat sauh
membawa seribu semangat di gelap suluh
mengisi tempayan penuhi janji
tuah lah ading
rindu lah diri

biduk menari dipagi buta
sampai hati kata hanyut ke muara
daku duduk tak kuasa tangis dan air mata
suratan tertinggal di selat bangka

menangis jua tak hirau hari
seka keringat lepuh di dada
kayuh penghalang mengusik diri
agar sirna kenangan di teras beranda
lenyap tak rela di kanan kiri
karena aku pemuja dinda
sampai hati dikau membuang cinta

Tidak ada komentar: