SESUATU....

Sesuatu
Sesuatu yang baik, belum tentu benar.
Sesuatu yang benar, belum tentu baik.S
esuatu yang bagus, belum tentu berharga.
Sesuatu yang berharga/berguna,
 belum tentu bagus.
                 Kayuagung,  03 Mei 2012

DIMANA UJUNGNYA?

GAUNG RINDU SELALU TERDENGAR SAYUP DI TELINGA KU.
KU BIARKAN IA MENARI SAMPAI LETIH DI TEMANI MALAM.
BUKAN UNTUK DUSTAI WAKTU.
MENGURAI LANGKAH TUK SESUAP NASI.
ACUH TAK KUASA DI DERA ZAMAN.

BERMAIN DALAM NYANYIAN KOTA METROPOLIS YANG LIAR. 
 TAK PERDULI SOPAN SANTUN LAGI. 
ATAU BUTUH WAJAH MANIS MERONA. 
 TAK PEDULI UCAP DAN LAKU LAGI.
 ATAU BUTUH SAPA DAN CANDA.

SEMUA BERLARI KEARAH YANG TAK PASTI.
BERBURU WAKTU YANG TAK PERNAH USAI.
TAK TAU KEMANA KESUDAHANNYA.
HANYA IRAMA HIDUP YANG MENGEJA KATA DEMI KATA.
MENGHARAP ATAU MENGHIBA SAMA SAJA.

 KATA TAK BERLAKU. 
JANJI TAK BERTIANG. 

BUMI TAK DAPAT BERPIJAK.
SEMUA BERUBAH. UANG YANG BERAJA...
PUNYA ATAU TIDAK PERCUMA.
SAMPAI HIDUP DIMANA UJUNG NYA??...

Kayuagung, 03 Maret 2012

Seruling malam

seruling malam mendayu menusuk kalbu
mayapada terlelap sepi aku terbuay dalam lagu Mu meresap being dalam sinar yang terpancar di balik bulir embun pagi indah sekali.. hingga di ujung pagi..

Terpana

pada Cahaya Mu ku genggam segala janji agar kukuh dalam kesetiaan terlalu indah untuk dilukiskan terpana...

bila aku percaya.........

bila waktu berjalan tanpa henti kita tak dapat bermimpi sedetik pun apalagi membawa harapan dan cerita di ujung hari karena kesunyian telah sirna dan setia menemani disetiap lorong hari hari bila cinta telah kau gantungkan pada lelapnya malam yang membisu tak pernah terenggut oleh potret diri yang lalu bersama goresan hitam dalam setiap tetes tinta di lembaran putih lembaran kenangan yang menjadi saksi tak bergeming bagai batu setia bila matahari, dan mega menari bersama mencengkeram malam yang tersiksa panas yang tak bersahabat peluh yang melepuh tak sanggup diri dirundung duka lekas lah melepas lelah dari kungkungan serat serta jiwa urai sukma yang terlena dalam kepalsuan sebenarnya tak sanggup ternoda sepanjang nafas disetiap raga bila sang raja dan punggawa telah bersama ..setia padanya.. disetiap kata janji dan sumpah aku ketawa.. tak percaya.

si bunga Tanjung

hari ini ku tuai putik si bunga tanjung di seberang rumah ku
menyepi tersisih rapi di tepi jalan yang panas dan angkuh
mengangguk berayun menatap hari
terpanggang di panas mentari
tak berteduh sekalipun
diam dan kaku
aku malu...

hari ini kutuai putik sibunga tanjung
wangi aroma menyebar di sudut jiwa ini
menari suka cita
dalam dendang asmara
pada MU yang selalu membuat ku terpana
kutitip syair bijak pada dewi malam dalam heningnya rembulan
aku merayu padu menyusuri langkah di atas rumput nan lembut
melantunkan tembang lama yang terlupakan
menghias diri dengan senyum di cermin tua
pada kekasih ku
ladang ku yang terbengkalai
setia menanti dan selalu setia
karena cuma itu yang bisa

rintik rintik hujan adalah penghibur diri di kala panas menyiksa
aku terlelap senyap sampai tembang mu selesai kau nyanyikan
oleh sebuah lagu rindu yang ku impikan
tak kala melodi membuai diri
aku terus menari
terus menari
hingga hanyut menjunjung nurani
letih dan perih tak hirau diri
lekang dimakan waktu yang tak pernah berdiri

tinggal cerita kasih yang ditinggal mati
terpasung oleh selembar bendera putih
setengah tiang ia berdiri
dibawa hormat sambil berlari
bagai membawa petuah negeri
sampai aku malu hati
terkabar di ombak musi

KERANDA PUTIH

MEMANDANG LEPAS DALAM LAUTAN PUTIH SEJUMPUT MELATI KU KIRIM DOA PADA HYANG AGUNG GELOMBANG ZIKIR DALAM LAFAZ LISAN MENGIRINGI KERANDA BISU BERAYUN GEMBIRA MENUJU ISTANA TERAKHIR YANG KAU NANTI BERI JALAN.. BERI JALAN UNTUK NYA... USAHLAH BERKATA KECUALI DOA LANTUNKAN TEMBANG INDAH UNTUKNYA TERMAT INDAH UNTUK DI KENANG PERJUANGAN DAN KASIH ADALAH DAHAGA DI TENGAH KEGELISAHAN MEMBERI SETITIK EMBUN DI PADANG TANDUS BAGI PENGIKUT MU FATWA MU ADALAH PENYEJUK JIWA HINGGA HATI DAN RUH INI TERSADAR TERHENYAK SEKETIKA KETIKA............... TANGIS KAMI TAK LAGI MERATAP TAWA KAMI TAK LAGI TERBAHAK DERAI DAN KEPALSUAN HANYALAH UMBARAN SEMENTARA DALAM TIPU DAYA ANTARA HITAM DAN PUTIH DUNIA KAULAH SANG PENCERAH YANG MEMBERI ARAH KEPASTIAN TAK BISA DI TAWAR SENJA HINGGA USIA MENUTUP MATA HANYA MENGAGUNGKAN KE ESA AN ILLAHI CUKUP ITU SAJA UNTUK MU ABAH.... HORMAT KU DALAM DOA
bunga bunga impian
mekar dan kuncup bergantian
setangkai tak sempat ku petik
hingga layu sendiri di ujung senja
tertiup semilir bayu membawa kabar pada kepaknya yang lusuh

menunggu seabad kesetiaan untuk di ikrar  pada rahim ibu
diiring  gemuruh kegelisahaan hati tak menentu

Selasar Cinta

terlelap sejenak di buai alunan suara mendayu dayu dipangku senja jauh tak sampai ku rengkuh namun raga ingin segenap memeluk hamba tak terkira jauh dalam setiap nestapa remuk dan resah ketika datang bersua tak kuasa aku menahan segala suka agar selasar berpijak kokoh lah sudah karena ada cinta ku padanya

Hai kekasih

saat bersua nanti adalah kunanti mengenang suka tak terperi kata bijak adalah penenang diri tanpa ada keraguan di balik hati untuk mencapai esok saat jalan dititi kau adalah permaisuri yang kucari setiap hari dalam dalam suka hati ini dalam duka hati ini kau adalah kekasih yang selalu membelai diri dengan senang hati kusambut dikau segenap diri hai kekasih.

Pupus dalam Cita

berserak terurai hapus luluh kata demi kata sekeras angin menepis maksiat raga lupakan nafsu yang kosong berlari sejengkal dan sehasta dari tubuh yang rapuh berlomba berburu waktu dalam kegelisahan dan cacian kibarkan bendera perang satu persatu terjatuh dan luruh oleh semangat penuh nafsu hangat dan bau menebar sejuta cahaya yang tembus tipis dalam jantung hati berdenyut dalam aliran sungai darah semburat bermakna tak bertahta dalam tanda cinta terikat pada puncak angkuhnya menara nista manusia-manusia penghamba dusta tertelan oleh sangkala tak tau dimana rimbanya aku terpana pupus dalam cita.

Hingga Jatuh Air Mata

Ketika salah ucap dan kata. tak dapat tercabut dan kembali. liar di alam pancarona. sesuai dengan tafsir dan nafsu sendiri-sendiri. cahayanya membias menyebar ke segala titik beku. ragu, bimbang dan gelisah. berselimut rasa bersalah yang tergantung di ujung kebenaran. tak henti tertutup kebisuan. waktu yang menyapa tak pernah terlena. memahami desah-demi desah nadi yang mengalir di dalam semburat merah. mendidih darah di angkasa hingga berasap jingga. tak mengerti mesti di perbuat. laku-laku yang terlanjur terhempas. dalam titian kata-kata. hamparan teka teki cerita. hidup tanpa kelana. hingga jatuh . berurai air mata.