SEHELAI CITA YANG KAU RAJUT

Gelombang riuh menerpa angin menari-nari gelisah
Kala laut lepaskan rindu dalam rahasia luasnya makna
Menjadikan penuh  rahasia alam,
Hening dan kebisuan yang menuai cerita di setiap lembar usia
Episode terindah disaat kita bersama menatap birunya langit
Kau berikan setitik cahaya dikelamnya gelapmu
Agar doa-doa kita di ijabah segera
Menanti setelah subuh tiba.
Tercenung sejenak saat ku dekap nostalgia ku pada Mu
Bertutur sapa disetiap mimpi kita untuk usir keraguan akan cita
Saat kau tersenyum dengan bibir mu merekah
Merajut cinta kita yang tak pernah usai
Dengan sejuta harapan kau bawa pelita hati mu
Untuk menerangi luas nya alam yang diselimuti misteri
Tentang kau dan aku

Dari sebersit cahaya yang kau simpan di hati mu
Mulai menapaki keagungan dalam kesedarhanaan 
Kau sulam benang kasih dalam rajut setia mu
Kau buat kan aku sehelai cita
Untuk ku usapkan pada dada yang rindu
Rindu akan tulus hati mu
Padaku yang selalu merindukan cinta
cinta mu yang menguatkan gelombang hidup
yang selalu menari gelisah 
dengan rahasia didalamnya


"Rintik Hujan Malam Ini"

hujan rintik telah usai membasahi rumput dan tanah kerinduan
dingin menyelimuti tubuh ringkih dan kisut di dalam gulita malam temaram
tanpa cahaya lampu dan kerlip kunang-kunang
seolah alam termangu dalam kebisuan
hening itu tak lagi menyiksa
apalagi membawa lara

hujan malam ini membasuh debu dan  noda pada dedaunan
ilalang bergoyang bersenandung riang menari
melupakan gerahnya siang tadi yang penuh peluh dan gelisah
seolah nostalgia malam dalam kelam tersisa
hening itu tak lagi menyiksa
apalagi membawa lara

hujan derasnya pun  tak seberapa dan mengalir ke hamparan cinta
Tak lupa menyambut pagi pada esoknya
untuk sebuah bekal dan asa yang digadaikan untung nasibnya
tak pasti namun nyata
agar kau tetap bersahaja pada lagaknya cinta yang kau tuai
dan dipetik di sanubari tiap detik nafasnya
agar terkumpullah benih atas nasibnya
oleh rindu ku dan rindunya.

hujan...
menggigil aku dan kuyup oleh basahmu
terbalut kenangan pada angin semilir disetiap perjalanan
meninggalkan duri yang kau campakkan di sudut jalan
menghempaskan aku pada harapan
untuk menunggu mu di setiap pemberhentian
agar kau reda
hingga aku bisa berlalu dengan penuh cita.

http://draguscn.files.wordpress.com/2013/04/hujan.jpg






MIMPI YANG SETIA

Keriuhan Nafas dalam nadi ku tatap sepi
Terurai dalam nikmat kata penuh buih  nista
Selasar kasih sayang yang kubentang percuma
Hanya debu yang singgah
Dan rerumputan terpesona
Bergoyang dan menari di balik rerimbunan
Tak perduli oleh gelisah mimpi buta

Memandang Mu saja adalah bahagia ku
Mengenang Mu  dalam kesahajaan adalah rindu ku
Mengharapkan Mu adalah Cita ku
Disetiap perjalanan dan pergantian kala
Tak pernah kuharapkan bintang jatuh di pangkuan ku
Walau bulan dapat sembunyi di balik awan
Mendungpun tak lagi mengisyaratkan hujan
Rimbun pun tak meneduhkan hari
senyum bukan lah pertanda bahagia
nafaspun terhenti dalam kehidupan

Sahaja Rindu ku berlayar dalam lautan cita
kau berikan suluh dan wangi kembang mayang
menatap pasti dalam haluan kasih kita
senyum ditebar disetiap angin nan lalu
gelak dan tawa terselip di setiap senda gurau hari mu
sesekali berlari atau tergopoh kau lantunkan cinta
sungguh aku terpesona
rindu tak terbayang sebelum jatuh iba
gunung dan pantai menyambut serta
dikau bidadari yang penuh cerita
senja atau lusa tak lagi bermakna
menanti dikala sendiri
kau tidurkan aku dalam mimpi..
mimpi yang setia



















Bagi Para Korupsi..

Penghianat ibu pertiwi
Pendusta ibu pertiwi
perampok ibu pertiwi
ketawa  meraja lela
mengibar bendera
ramai bersama bersorak gembira
tak lena
dari dusun rimba
sampai ujung kota termegah
rakus ..............
bagai tikus lapar harta
seolah mereka
dewa agama
ilmuwan terpandai...
manusia tersantun....
dermawan terkaya...
peri yang baik  hati
padahal topeng semata
tak takut laknat rakyat hina dina
pintar menghapus jejak cerita dalam buku putihnya..
aku merekam penuh gelisah..
kata pendusta bergincu merah
keadilan, demokrasi, sejahtera
adalah racun yang melelapkan tidur bangsa ini dalam kehancuran
tunggu saja...
karnamu
yang menghancur kan semua ini
di bawah bendera mu hai ibu pertiwi..
aku setia dalam bumi mu
dalam nafasku
dalam geramku
dalam pertanyaan ku menanti kenyataan terjadi
ada kah mereka berfikir untuk di laknat di caci
dihukum mati agar arwah hidup mereka berhenti
undang undang hukum mati
untuk orang yang melukai ibu pertiwi
bagi para korupsi..




Story of Palestine

same peace or war
when malice greedy hearts to the power
throne and glory are in puja
satisfaction is only ruler
who wants to be grasped, but no power
the stigma

is like the story of Palestine
cold nights and hot sun
is witness in every story
deserted and silent no longer eternal
lacerated liver stage fright
the loser in a blanket that always cruel torture

fixed period of time and passed
not bored accommodate crying and sobbing mothers
wrap her hungry and thirsty love dad
that is no longer home
just bring memories
to meet in the heaven of peace
which had expired at the overnight bombardment
but not willing to surrender
just pray and believe
strength and protection for God

Tak Hirau

kata bersayap terbang tinggi di rapuhnya hati..........................
aku memetik setangkai kerinduan pada  tandus nya asa
ku susuri satu- satu luka ...........................
dalam renta dan keringat berdebu ........
bukan mengharap belas kasih......
atau mimpi.......................

putusnya tali cinta yang tak bergantung...............................................
dihampar suka cita yang lama di hidangkan...........................
galau dan resah lama terbenam....................................
bersukaria dengan nyayian yang tak pernah usai....
kala tersadar kau seka tanah merah mu sendiri...
saat kepalsuan kau tebar...........................
kerinduan itu sendiri layu...............
diam..............
 

bayang mentari pun tak hirau lagi.......................................
akan tangis dan tawa mu..................................................
cuma hingar karut nya kata...........................................
kepalsuan membahana...............................................
sampai kau menumpuk salah...................................
lupa sujud lupa sembah..........................................
pada tetua bumi yang pilu memohon anak dara..
berkata lirih di setiap sela...............................
sudahlah
sudahlah
sudahlah
abrakadabrah