Kata-kata yang tersirat

masih ku dengar desah nafas mu yang beirama
menikam disudut relung paling dalam
menyadarkan kepasrahan yang kau jamu dengan penuh duka
sesak dan hampa
hilangkan kata-demi kata yang telah terangkai di hulu musi.....hanyut sia-sia
hening membentang di jagad bukit barisan
berselimut kabut menggigil kaku
jejak mu

aku setia dalam kasih hati ini
mencari seteguk air di tanah merah berembun
ku dapat setitik dahaga mata yang telah lupa akan kodratnya
karena kesombongan telah membelenggu diri dan menghias kota
keheningan adalah ketertinggalan
bagi ranting yang telah rapuh
bagi daun yang mengering
bagi dongeng yang tak tertulis

hiruk pikuk adalah kemewahan yang tersaji dalam bungkus metropolitan
pada asap knalpot yang menjerat usia koruptor yang ramah
pada debu yang bernyanyi disiang terik dengan penuh canda
pada sampah yang mewangi di sudut pasar yang ramai dengan tipu daya
pesta acuh dan tak perduli dipertontonkan
karena hati telah membatu
karena cinta telah terkikis
karena nurani hilang maknanya
hanyut bersama kumpai di  batang hari pada tujuh hari di malam bulan purnama.

semua telah tercatat pada agenda rapat esoknya
mengejar dunia yang selalu lebih penting dari pada menyebut-Mu
semua telah di cengkeram oleh waktu yang pasti
kata-kata yang telah tersirat
dalam sebuah surat
kata-kata yang telah tertulis
dalam hati yang selalu menangis
kata-kata yang telah diralat
pada tingkah salah diperbuat

Tidak ada komentar: