Mengenang di Usia Senja

aku tua renta
kering keriput tak berdaya
berjalan gontai hilang lah daya
menghitung hari tinggallah sisa

rambut ku telah berganti warna
menjadi saksi perjalanan panjang
mengharap dan berdoa
bukan belas kasih atau hina dina
karena aku merasa masih gagah
semangat dan tenaga semasa zaman penjajah
menghalau musuh dan serdadu
yang lari tunggang langgang
karena diserang amarah dan garangnya
di sela itu aku tertawa
ha ha ha ha ha

mengenang setengah abad usia senja
yang tak terulang di suatu masa
bukan sebuah reinkarnasi yang banyak di percaya
cukup lah aku menerima
sebatang rokok linting yang setia
segelas air putih yang membersihkan dada
setiap pagi dan dimalam buta
untuk siap-siap menyapa
sang pencipta tempat ku pasrah

Tidak ada komentar: